Sampah

Sampah

Oleh : Bashirah Furqani

                Tengok kanan, kiri, depan, dan belakang. Coba kamu lakukan kegiatan itu di semua tempat yang kamu datangi! Entah itu di Kampus, di Warung Kaki Lima, di Jalan Raya atau di mana pun. Ketika melakukan tengok kanan, kiri, depan dan belakang, dapat dikatakan hampir di setiap sudut kita dapat menemukan benda yang bernama sampah. Dan benda ini dapat ditemukan dalam berbagai macam bentuk, jenis, dan ukuran.

Banyak kampanye tentang sampah mengatakan “saku mu adalah tempat sampah pertama mu” ini sering sekali didengar atau dibaca di berbagai tempat. Kampanye yang simpel, tapi untuk dilakukan oleh banyak orang sungguh tidaklah simpel, banyak yang beralasan untuk tidak menyimpan sampah di saku mereka dengan alasan “ah, aku tidak mau saku celana ku kotor karena sampah ini” atau “ah! Sampah buang di situ sajalah, nanti juga ada petugas kebersihan yang membersihkannya. Alasannya memang sepele sih, tapi kalau ini diucapkan oleh seluruh umat rakyat Indonesia…

Terbayang apa yang akan terjadi, di setiap sudut atau mungkin di tengah-tengah saat kita berjalan kaki di trotoar kita akan menemukan sampah yang kemungkinan akan kita anggap sebagai benalu yang mengganggu kenikmatan mu berjalan kaki. Selain itu juga akan merusak kenikmatan mata  kita memandang jalan di depan yang ternyata banyak dengan sampah.

Tentunya kita tidak dapat menyalahkan petugas kebersihan yang lalai dari pekerjaannya, bukan juga orang lain yang sering kita lihat buang sampah di depan mata kepala kita sendiri, tapi berkacalah pada diri sendiri dulu, apa yang kita lihat di depan mata kepala kita mungkin juga pernah kita lakukan tanpa sadar, entah itu membuang sampah permen yang karena kecilnya kita tidak peduli sampah itu bisa membuat saluran air tersendat atau sampah yang dibuang dari balik kaca jendela mobil kita yang mewah? Dengan berasumsi nanti akan ada petugas yang membersihkannya.

Ini bukan masalah saya, kamu, kalian, mereka atau siapa pun saling menyalahkan karena buang sampah bukan di tempatnya. Ini masalah tanggung jawab umat manusia untuk saling menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Dengan adanya rasa tanggung jawab untuk saling menjaga kebersihan, tentunya sampah yang sering kita lihat di setiap sudut akan berkurang. Mulai dari kalimat simpel saja “saku mu adalah tempat sampah pertama mu”, jangan mengartikan kalimat ini dengan arti bahwa saku baju atau celana mu harus menjadi tempat sampah pertamamu dan dengan arti kalimat seperti ini membuat kalian enggan membuang sampah di saku. Dengan menyediakan wadah kecil atau kantung plastik kecil yang di simpan di dalam tas sebagai tempat sampah pun sebenarnya sudah mengartikan juga bahwa “saku mu adalah tempat sampah pertama mu”.

Jadi, apa yang kalian akan kita lakukan sekarang? Masih ingin membuang sampah di sembarang tempat? Atau membiarkannya diam sampai ada petugas kebersihan yang membersihkannya?