STUDI BANDING LUAR KOTA PENA BANGSA FEB UNPAD
Pada tanggal 19-20 Agustus 2016 Pena Bangsa (Peduli Anak Bangsa) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis mengadakan kegiatan Sutdi Banding Luar Kota ke Jakarta – Bogor. Kegiatan ini diselenggarakan oleh divisi networking Pena Bangsa dengan tujuan mengenal lebih banyak organisasi sosial pendidikan sejenis Pena Bangsa sehingga bisa bekerjasama dan memperoleh pengetahuan baru yang dapat diterapkan di Pena Bangsa agar lebih maju ke depannya.
Kegiatan ini di ikuti oleh beberapa perwakilan pengurus Pena Bangsa. Di hari pertama kami mengunjungi 2 organisasi sosial pendidikan yang berada di Kota Jakarta. Organisasi pertama adalah Swayanaka yang berlokasi di Jakarta Kota, organisasi ini telah berdiri sekitar 70 tahun yang lalu di Kota Surabaya atas dasar kesenjangan yang ada di mana permasalahan anak di negeri ini kian memprihatinkan. Oleh karena itu Swayanaka mengambil peran strategisnya untuk bisa berkontribusi demi masa depan anak-anak Indonesia. Namun untuk di Jakarta sendiri Swayanka baru berdiri pada tahun 2010 yang dipelopori oleh dr.Noor, dr.Anita, Ibu Tjut dan semua senior yang dulu aktif di Swayanka semasa mahasiswa yang saat ini berdomisili di Jabodetabek.
Swayanka regional Jakarta saat ini sudah memiliki tiga cabang yakni, Jakarta kota, Kebun Jeruk, dan Cijantung. Untuk yang Jakarta kota adik asuh nya adalah anak-anak sekitar pinggiran rel kereta api yang secara ekonomi kurang mampu. Swayanaka mengadakan sejenis bimbingan belajar setiap hari minggu di balai desa yang telah disediakan oleh masyarakat di daerah tersebut. Adik asuh nya saat ini berjumlah 50 orang terdiri dari paud sampai kelas 6 Sekolah Dasar (SD). Untuk hubungan dengan pihak eksternal sendiri Swayanaka sudah memiliki jaringan yang luas, contohnya saja mereka sering mendapat bantuan langsung dari Kemendikbud berupa buku bacaan untuk adik-adik asuhnya belajar. Begitu juga dari segi pendanaanya mereka sudah memiliki banyak sponsor besar dan juga dana tetap dari Swayanka pusat.
Organisasi kedua yang kami kunjungi di Kota Jakarta adalah PENA (Pendampingan Anak) Atma Jaya. PENA didirikan pada tahun 2002 oleh 3 orang Dosen Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya. Mereka memiliki misi dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat sehingga berangkat dari misi tersebut terbentuk lah tim Pendampingan Anak yang lebih dikenal dengan sebutan PENA. Mereka memberikan pendampingan kepada anak-anak jalanan yang berada di rumah singgah. Namun seiring berjalannya waku PENA berubah menjadi pendampingan untuk anak bersituasi khusus. Hal tersebut terjadi karena permasalahan terkait anak menjadi banyak, ada kekerasa seksual, anak terlantan, dan lain sebangainya. Sehingga pada saat ini PENA tidak hanya memberikan pendampingan kepada anak jalanan saja, namun juga kepada anak bersituasi khusus (anak-anak yang tidak secara utuh memperoleh hak-nya).
Hari kedua giliran kota hujan Bogor yang di kunjungi Pena Bangsa yakni organisasi Rumah Harapan IPB (Insitute Pertanian Bogor) dan Terminal Hujan. Rumah Harapan adalah oraganisasi sosial pendidikan yang berada di bawah BEM KM IPB yang merupakan salah satu program kerja kementrian Soskesma. Rumah Harapan di gerakkan oleh mahasiswa-mahasiswa yang ingin berbagi ilmu, pengalaman, keceriaan, dan motivasi kepada anak-anak di sekitar kampus IPB. Kegiatan dilakukan setiap sabtu di SDN Gunung Leutik dan setiap minggu di rumah singgah Cibanteng. Antusias anak-anak sangat luar biasa, hal itu terlihat dari kecerian mereka pada setiap kegiatan. Kegiatan Rumah Harapan di sana adalah memberikan games yang mendidik, kreativitas, dan tentunya pengetahuan tentang pertanian karena Rumah Harapan berasal dari institut pertanian.
Selain Rumaha Harapan kami juga mengungjungi Terminal Hujan yang berlokasi di pusat kota Bogor. Terminal Hujan adalah organisasi independen yang digerakkan oleh para pemuda yang peduli akan pendidikan dan masa depan anak bangsa. Terminal Hujan dibentuk pada tahun 2011 oleh mahasiswi Psikologi UI. Pada awal masanya, Terminal Hujan menjemput adik-adik yang saat itu berjumlah sekitar 80 anak. Anggota-anggota Terminal Hujan dibagi menjadi tiga golongan; pertama ada pengajar, yaitu volunteer-volunteer. Yang kedua ada pengurus, yang mengurus Terminal Hujan secara operasional tetapi tidak wajib mengajar. Dan yang terakhir ada wali kelas, yaitu orang-orang yang diwajibkan mengajar setiap minggu nya. Selain kepada anak-anak disekitar terminal, Terminal Hujan juga berfokus pada orangtua-orangtua adik asuh. Para orangtua diwajibkan mengikuti padat karya setiap hari minggu yang nantinya mereka jual untuk menambah pendapatan.